Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?
WELCOME TO MY BLOG

May be useful
for you in finding information
and thanks for visiting

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Mas Leo Blog

Followers

Sidedy Sableng

DDH

Suka-suka Saya

Blogger Solutions

search

Popular Templates

Blog and Web

Kamis, 09 Februari 2012

5 jet tempur tercanggih di dunia


5. Dassault Rafale(France)
Spoiler for Dassault Rafale:

Tipe Pesawat :tempur serbaguna
Produsen : Dassault Aviation
Perancang :Avions Marcel Dassault-Bréguet Aviation (AMD-BA)
Terbang perdana :4 Juli 1986
Diperkenalkan :4 Desember 2000
Status :Aktif
Pengguna :Angkatan Udara Perancis
Angkatan Laut Perancis
Jumlah produksi :93/286
Biaya program :€ 40,69 miliar
Harga satuan :€ 142,3 juta

Dassault Rafale (dijuluki sebagai Squall dalam Bahasa Inggris) adalah pesawat tempur serbaguna generasi ke-4.5, bermesin dua, dan bersayap delta asal Perancis yang dibuat oleh Dassault Aviation. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.

Rafale adalah wujud dari program standardisasi ambisius Militer Perancis untuk visi 2025-2030, yakni sebagai pengganti lima pesawat yang bertugas di Angkatan Udara Perancis dan Angkatan Laut Perancis. Rafale dapat diperlengkapi dengan senjata nuklir. Selain untuk digunakan di negara asalnya, pesawat ini juga dijual untuk kebutuhan ekspor. Meskipun beberapa negara menyatakan minatnya untuk memiliki Rafale, namun belum ada nota resmi pemesanan lintas-negara yang disepakati.
Spoiler for Desain:

Aerodinamika

Rafale berfiturkan sayap delta dipadukan dengan kanard aktif terintegrasi (dekat-berpasangan) untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 g atau -3 g) sambil memelihara kestabilan terbang, nilai maksimum 11 g dapat diraih dalam keadaan darurat. Kanard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot
 
Radar AESA

Radar Susunan Terpindai Elektronis Aktif AESA RBE2 AA buatan Thales digunakan untuk menggantikan Susunan Terpindai Pasif RBE2 yang terpasang. Thales mengirimkan radar baru itu pada bulan Agustus 2010 untuk digunakan pada tranche Rafale keempat. Seluruhnya ada 60 tranche, yang masing-masing tranche itu terdiri dari empat pesawat telah dipesan pada waktu itu. Skuadron pesawat yang diperlengkapi AESA ini diharapkan dapat dioperasionalkan pada tahun 2012. Thales juga mengaku bahwa radar AESA akan memperbaiki kemampuan operasional pesawat dalam hal jelajah, kemampuan mencegat, kemampuan membuntuti, dan penangkalan.

Kokpit

Kokpit menggunakan kursi pelontar Mark 16F "nol-nol" buatan Martin-Baker, yang mampu digunakan pada laju nol dan ketinggian nol. Kursi ini berkemiringan 29 derajat ke belakang untuk memperbaiki toleransi gaya G. Engsel kanopi dapat membuka ke sisi kanan. Sistem terintegrasi penghasil oksigen disediakan untuk menghilangkan kebutuhan banyak kotak oksigen.

Pada kokpit terdapat tampilan atas kepala (Head-Up Display, disingkat HUD), holografis bersudut lebar; dua tampilan serbaguna (Multi-Function Display, disingkat MFD), yang merunduk dan merupakan panel datar berwarna; dan tampilan collimated pusat. Antartindak pilot-dan-tampilan memanfaatkan sentuhan, dalam hal ini pilot menggunakan sarung tangan kulit berlapis sutera. Selain itu, dalam pengembangan sepenuhnya, pilot dilengkapi dengan tampilan melekat kepala (Head-Mounted Display, disingkat HMD).

Fitur pengabur radar

Meskipun bukan sebagai pesawat siluman sejati, menurut Dassault, Rafale mampu mengaburkan pengenalan radar, sementara sebagian besar fitur desain siluman diklasifikasi, penggunaan bahan komposit dan pola bergerigi di tepian sayap dan kanard berjejak berperan untuk mengurangi daya pindai radar.

Spoiler for Spesifikasi:

Karakteristik umum
Kru: 1–2
Panjang: 15,27 m
Lebar sayap: 10,80 m
Tinggi: 5,34 m
Luas sayap: 45,7 m²
Bobot kosong: 9.500 kg (C), 9.770 kg (B),10.196 kg (M)
Bobot maksimum lepas landas: 24.500 kg (C/D), 22.200 kg (M)
Mesin: 2× Snecma M88-2 mesin turbofan
Dorongan kering: 50,04 kN masing-masing
Dorongan dengan pembakar lanjut: 75,62 kN dengan M88-Eco (>90 kN setelah tahun 2010) masing-masing
Kinerja
Laju maksimum:
Ketinggian tinggi: 2.390 km/jam
Ketinggian rendah: 1.390 km/jam
Jarak jangkau: 3.700+ km
Radius tempur: 1.852+ km pada misi penetrasi
Batas tertinggi servis: 16.800 m
Laju panjat: 304,8+ m/s
Beban sayap: 326 kg/m²
Dorongan/berat: 1,13
Spoiler for :

Persenjataan
Senjata api: 1× 30 mm (1,18 inci) GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan
Titik keras: 14 untuk Angkatan Udara Perancis (Rafale B,C), 13 untuk Angkatan Laut Perancis (Rafale M) dengan kapasitas 9.500 kg bahan bakar eksternal dan persenjataan,
Rudal:
Udara-ke-udara:
MICA IR/EM atau
Magic II dan di masa depan
MBDA Meteor
Udara-ke-tanah:
MBDA Apache atau
SCALP EG atau
AASM atau
GBU-12 Paveway II atau
AM 39 Exocet atau
Rudal nuklir ASMP-A
Avionik
Radar Thales RBE2
Sistem peperangan elektronik Thales SPECTRA.
Sistem pencarian dan pelacakan infra merah Thales/SAGEM OSF (Optronique Secteur Frontal).


4. JAS 39 Gripen / Saab Gripen(Swedia)
Spoiler for JAS 39 Gripen:

Tipe :Pesawat tempur multi-peran
Produsen :Saab
Terbang perdana :9 Desember 1988
Diperkenalkan :9 Juni 1996
Status :Aktif
Pengguna :Swedia,Hungaria & Ceko
Jumlah produksi :184
Harga satuan :US$ 25 juta (1998) & pada tahun 2006 US$ 45–50 juta. entah sekarang yg pasti agan ga bisa beli


Saab JAS 39 "Gripen" (Griffin) adalah sebuah pesawat tempur dari Swedia yang diproduksi oleh Saab. Pesawat ini dijual oleh perusahaan Gripen International, sebuah joint venture antara Saab dan BAE Systems. Pesawat ini sudah dipakai oleh angkatan udara Swedia, Ceko, dan Hungaria.serta sudah dipesan oleh Afrika Selatan & Thailand.
Spoiler for Desain:


Dalam merancang pesawat ini Saab memilih desain kanard yang tidak stabil. Kanard memberikan pitch rate tinggi dan hambatan yang rendah sehingga memungkinkan pesawat untuk terbang lebih cepat , lebih jauh dan mengankut lebih banyak beban.

Kombinasi sayap delta dan Kanard memberikan Gripen performa yang lebih baik dalam hal karakter terbang maupun lepas landas dan mendarat. Avionik yang total menyatu membuat pesawat ini mampu di "program". Pesawat ini juga mempunyai perangkat perang elektronika internal, sehingga membuatnya mampu mengangkut beban maksimal tanpa mengorbankan kemampuan perang elektronikanya.

Kemampuan yang diinginkan untuk gripen dari awal adalah mampu lepas landas dari landasan pacu sepanjang 800 meter.Pada awal proyek ini, semua penerbangan yang dilakukan dari landasan Saab di Linköping menggunakan acuan sebuah "garis kotak" berukuran 9 m × 800 m yang dicat dilandasan pacu. Jarak pengereman juga diperpendek dengan memperbesar rem udara (menggunakan kontrol permukaan untuk menekan pesawat kearah bawah, membuat rem lebih bertenaga menekan kebawah dan langkah berikutnya adalah memutar kanard ke arah depan, memngubah kanard menjadi rem udara yang besar, untuk menekan pesawat kebawah lebih hebat lagi.

Satu kemampuan menarik dari gripen adalah kemampuannya untuk mendarat pada jalanan umum, yang merupakan salah satu strategi pertahanan Swedia. Begitu mendarat , pesawat ini bisa diisi bahan bakar dan dipersenjatai lagi dalam 10 menit oleh 5 orang kru darat yang beroperasi dari sebuah truk, kemudian Gripen terbang kembali untuk melaksanakan misinya.

Untuk jangka panjang Saab mempertimbangkan untuk menggunakan mesin yang lebih baru seperti General Electric F414 atau versi thrust-vectoring dari mesin EJ200 milik Eurofighter Typhoon dan tanki bbm tambahan atau perpanjangan badan pesawat utnuk jarak tempuh yang lebih jauh.

Spoiler for Radar:

Gripen menggukan PS-05/A radar pulse-doppler, buatan Ericsson dan GEC-Marconi, dan berdasar pada radar Blue Vixen milik Sea Harrier (yang juga mengilhami radar CAPTOR milik Eurofighter).

Radar ini mampu mendeteksi, melacak lokasi , mengidentifikasi dan secara otomatis menjejak multi target di atas maupun bawah pesawat, laut darat maupun udara , disemua kondisi cuaca.

Spoiler for spesifikasi:

Karakteristik umum
Kru: 1 (2 for JAS 39B/D)
Panjang: 14.1 m
Lebar sayap: 8.4 m
Tinggi: 4.5 m
Luas sayap: 30.0 m²
Bobot kosong: 5,700 kg
Bobot terisi: 8,500 kg
Bobot maksimum lepas landas: 14,000 kg
Mesin: 1× Volvo Aero RM12 afterburning turbofan
Dorongan kering: 54 kN
Dorongan dengan pembakar lanjut: 80.5 kNWheel track: 2.4 m (7 ft 10 in)
Length (two-seater): 14.8 m (48 ft 5 in)
 
Kinerja
Laju maksimum:
At altitude: Mach 2 (2,470 km/h, 1,372 mph)
Radius tempur: 800 km
Jarak jangkau ferri: 3,200 km with drop tanks
Batas tertinggi servis: 15,240 m
Beban sayap: 336 kg/m²
Dorongan/berat: 0.97
 
Persenjataan
1 × 27 mm Mauser BK-27 cannon 120 rounds
6 × Rb.74 (AIM-9) or Rb 98 (IRIS-T)
4 × Rb.99 (AIM-120) or MICA
4 x Rb.71 (Skyflash) or Meteor
4 x Rb.75
2 x KEPD.350
4 x GBU-12 Paveway II laser-guided bomb
4 x rocket pods 13.5 cm rockets
2 x Rbs.15F anti-ship missile
2 x Bk.90 cluster bomb
8 x Mark 82 bombs
1 x ALQ-TLS ECM pod 


3. F/A-18 Hornet(USA)
Spoiler for F/A-18 Hornet:

Tipe Pesawat :tempur serbaguna
Produsen :McDonnell Douglas (Boeing) & Northrop (Northrop Grumman)
Terbang perdana :18 November 1978
Diperkenalkan :7 Januari 1983
Status :Aktif
Pengguna :Angkatan Laut Amerika Serikat, Korps Marinir Amerika Serikat, Angkatan Udara Australia, Angkatan Udara Spanyol
Jumlah produksi :F/A-18A–D: 1.480[1]
Harga satuan :$29–57 juta (2006)[2]
Acuan dasar :Northrop YF-17
Varian :CF-18 Hornet, F-18 HARV & Boeing X-53


F/A-18 Hornet buatan McDonnell Douglas (kini menyatu ke dalam Boeing) adalah pesawat tempur supersonik serbaguna yang dapat dioperasikan dari dan ke kapal induk di segala cuaca, dirancang untuk dapat bertempur di udara dan menyerang sasaran di darat (F/A adalah inisial untuk fighter (tempur) dan attack (serang)). F/A-18 adalah turunan dari YF-17 pada dasawarsa 1970-an untuk digunakan oleh Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika Serikat. Hornet juga digunakan oleh angkatan udara di beberapa negara. Pesawat ini telah menjadi pesawat peraga dirgantara bagi Skuadron Peraga Terbang Angkatan Laut Amerika Serikat, Blue Angels, sejak tahun 1986.

Hornet berperan sebagai pesawat tempur pengawal, pertahanan udara, perusak pertahanan udara musuh, larangan udara, pesawat serang antigerilya, dan pesawat intai. Keserbagunaan dan keandalannya telah membuktikannya menjadi aset bernilai pada sebuah kapal induk, meskipun ia dikritik karena kelemahannya dalam hal jelajah dan daya muat dibandingkan dengan yang dimiliki pesawat-pesawat mutakhir pendahulunya, seperti F-14 Tomcat dalam hal peran tempur dan serang-tempur, dan A-6 Intruder dan A-7 Corsair II dalam hal peran serang.

F/A-18 Hornet menjadi dasar bagi pengembangan F/A-18E/F Super Hornet, yakni pesawat tempur rancang-ulang F/A-18 yang lebih besar dan evolusioner. Dibandingkan dengan Hornet, Super Hornet berukuran lebih besar, lebih berat, dan terdapat perbaikan dalam hal daya jelajah dan daya muatnya. F/A-18E/F mulanya diusulkan sebagai alternatif bagi pesawat tempur yang sama sekali baru untuk menggantikan pesawat serang yang masih bertugas seperti A-6. Varian yang lebih besar juga diarahkan untuk menggantikan F-14 Tomcat yang sudah hampir uzur, dengan demikian dapat saling berganti-tugas dengan Hornet di Angkatan Laut Amerika Serikat, dan bertugas pada rentang peran yang lebih luas meliputi pengisian bahan bakar di udara, dan anjungan pengacau kelistrikan (electronic jamming platform).
Spoiler for Desain:

F/A-18 adalah pesawat yang memiliki mesin kembar, sayap tengah, dan dapat menjalani berbagai misi taktis. Pesawat ini sangat lincah, sebagai dampak dari rasio dorongan-terhadap-bobot pesawat yang baik, sistem kendali digital fly-by-wire, dan perluasan tepi depan (leading edge extensions) (LEX). LEX memungkinkan Hornet untuk tetap dapat dikendalikan pada sudut serang yang besar. Ini karena LEX menghasilkan pusaran yang kuat di atas sayap, menghasilkan aliran udara yang bergolak di atas sayap, dan dengan demikian menunda atau menghilangkan pemisahan aerodinamis yang bertanggung jawab bagi kehilangan keefektifan permukaan aerodinamika (stall), memungkinkan sayap Hornet menghasilkan gaya angkat yang besarnya beberapa kali bobot pesawat, meskipun pada sudut serang yang besar. Oleh karena itu, Hornet mampu berbalik pada putaran yang ekstrem dengan rentang laju yang variatif.

Penstabil vertikal miring adalah unsur desain pembeda lainnya, dan di antara karakteristik desain lainnya yang memungkinkan kemampuan sudut serang besar pada Hornet adalah penstabil horizontal yang diperbesar, penutup tepi trailing yang diperbesar yang beroperasi sebagai flaperon, flap yang besar dan panjang, dan pemprograman komputer kendali terbang yang melipatgandakan pergerakan tiap-tiap paras kendali pada laju rendah dan memindahkan kemudi vertikal, bukan sekadar ke kiri dan ke kanan. Selimut kinerja sudut serang normal pada Hornet diletakkan untuk pengujian menyeluruh dan perbaikan pada NASA F-18 Kendaraan Penelitian Alfa Tinggi (HARV). NASA menggunakan F-18 HARV untuk memeragakan karakteristik penanganan terbang pada sudut serang yang besar, yakni 65-70 derajat menggunakan baling-baling pemvektor daya dorong.[13] Penstabil F/A-18 juga digunakan sebagai kanard pada F-15S/MTD milik NASA.

Hornet adalah salah satu pesawat terdini yang sangat banyak memanfaatkan tampilan serbaguna, di mana pada switch suatu tombol memungkinkan pilot mengendalikan kinerja tempur atau serang-darat atau kedua-duanya. Kemampuan "pengganda kekuatan" ini memberikan komandan operasi keluwesan yang lebih baik dalam hal pengendalian pesawat taktis pada suatu skenario perang yang berubah-ubah dengan cepat. Inilah pesawat tempur angkatan laut yang memadukan bus avionik multipleks digital, yang memungkinkan perbaruan dengan mudah.

Spoiler for Evolusi Desain:

Pada dasawarsa 1990-an, Angkatan Laut Amerika Serikat merasa perlu untuk mengganti pesawat-pesawat tempurnya yang sudah mulai uzur, seperti A-6 Intruder, EA-6 Prowler, A-7 Corsair II, dan F-14 Tomcat, tanpa memerlukan pengembangan yang wajar. Untuk menjawab kekurangan ini, Angkatan Laut mengembangkan F/A-18E/F Super Hornet. Meskipun perancangannya serupa, Super Hornet bukanlah perbaikan dari F/A-18 Hornet, melainkan pesawat berkerangka lebih besar yang memanfaatkan konsep desain Hornet. Hornet dan Super Hornet bertugas dengan peran yang saling mengisi di dalam cadangan kapal induk Amerika Serikat, hingga dapat dioperasikannya F-35C Lightning II, yang akan menggantikan F/A-18A-D Hornet.

Spoiler for spesifikasi:
Spesifikasi
Karakteristik umum

Kru: F/A-18C: 1, F/A-18D: 2 (pilot and weapons system officer)
Panjang: 56 ft
Lebar sayap: 40 ft
Tinggi: 15 ft 4 in
Luas sayap: 400 ft²
Airfoil: NACA 65A005 mod root, 65A003.5 mod tip
Bobot kosong: 24,700 lb
Bobot terisi: 37,150 lb
Bobot maksimum lepas landas: 51,550 lb
Mesin: 2× General Electric F404-GE-402 turbofans
Dorongan kering: 11,000 lbf masing-masing
Dorongan dengan pembakar lanjut: 17,750 lbf masing-masing

Kinerja
Laju maksimum: Mach 1.8 (1,190 mph, 1,915 km/h) at 40,000 ft (12,190 m)
Radius tempur: 330 mi on hi-lo-lo-hi mission
Jarak jangkau ferri: 2,070 mi
Batas tertinggi servis: 50,000 ft
Laju panjat: 50,000 ft/min
Beban sayap: 93 lb/ft²
Dorongan/berat: >0.95



2. Eurofighter Typhoon(Britania Raya)
Spoiler for EuroFighter Typhoon:

Tipe :Pesawat tempur multi-peran
Produsen :Eurofighter GmbH
Terbang perdana :27 Maret 1994
Diperkenalkan :2003
Status :Aktif
Pengguna :Britania Raya, Jerman, Italia, Spanyol
Jumlah produksi :114 (Februari 2007)[1]
Acuan dasar :British Aerospace EAP

Eurofighter Typhoon adalah sebuah pesawat tempur multi peran delta-canard bermesin ganda super lincah, dirancang dan dibuat oleh sebuah konsorsium negara-negara Eropa yang dibentuk pada 1983. Dalam rancangan dia menyerupai pesawat tempur modern Eropa lainnya, Dassault Rafale Perancis dan Saab Gripen Swedia. Karena kombinasi kelincahan, fasilitas stealth dan sistemnya yang modern dia dipandang luas sebagai pesawat tempur hebat

Spoiler for Data Teknis / Kinerja:

Mesin: 2 Eurojet EJ200 turbojet
Thrust: £ 20.000 setiap
Kecepatan maks: 2 Mach
Length: 15.96m
Max ketinggian:> 60.000 ft
Span: 10.95m
Aircrew: 1 


1. F-22 Raptor
Spoiler for F-22 Raptor:

Tipe :Pesawat tempur siluman
Produsen :Lockheed Martin Aeronautics
Boeing Integrated Defense Systems
Terbang perdana :19 November 1990
Diperkenalkan :15 Desember 2005
Status :Aktif
Pengguna :Amerika Serikat
Harga satuan :US$120 juta (2006)
Varian :X-44 MANTA & FB-22

F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.
Spoiler for sejarah:

Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet.

Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman.
Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.

Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan. Pada April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi 438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat. Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35 Lightning II akan memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan harga satuan yang lebih murah.
Spoiler for YF-22 'Lightning II':

YF-22 'Lightning II'

YF-22 merupakan pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22 versi produksi. Namun, ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit, perubahan struktur, dan banyak perubahan kecil lainnya. Kedua pesawat ini sering tertukar pada foto-foto, umumnya pada sudut pandang yang sulit untuk melihat fitur-fitur tertentu. YF-22 diberikan julukan Lighting II oleh Lockheed, nama ini bertahan sampai pertengahan 1990-an. Untuk beberapa waktu, pesawat ini juga sempat diberi julukan SuperStar and Rapier. Namun F-35 kemudian secara resmi mendapat nama Lighting II pada 7 Juli 2006.

F-22 mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan YF-23 buatan Northrop-McDonnell Douglas. Pada April 2002, pada saat pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika mendarat di Pangkalan Udara Edwards di California. Sang tes pilot, Tom Morgenfeld, tidak terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan pada perangkat lunak.

Spoiler for Produksi:

F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.

Spoiler for Pergantian nama:

Versi produksi pesawat ini diberi nama F-22 Raptor ketika pertama kali dimunculkan pada tanggal 9 April 1997 di Lockheed-Georgia Co., Marietta, Georgia.

Pada September 2002, petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat mengubah nama Raptor menjadi F/A-22. Penamaan ini, yang mirip dengan penamaan F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat, bertujuan untuk mendorong citra Raptor sebagai pesawat tempur sekaligus pesawat serang darat, dikarenakan oleh perdebatan yang terjadi di pemerintahan AS tentang pentingnya pesawat tempur superioritas udara yang sangat mahal. Nama ini kemudian dikembalikan lagi menjadi F-22 saja pada 12 Desember 2005, dan kemudian pada 15 Desember 2005 F-22A secara resmi mulai dipakai.


Spoiler for Karakteristik:

Pergerakan

Mesin turbofan ganda Pratt & Whitney F119-PW-100 F-22 memiliki kemampuan pengarah daya dorong. Pengarah ini bisa mengatur perputaran axis pitch sampai sekitar 20°. Daya dorong maksimum mesin ini masih dirahasiakan, namun diperkirakan sekitar 35.000 lbf (156 kN) per turbofan. Kecepatan maksimum pesawat ini diperkirakan sekitar Mach 1,2 ketika dalam supercruise tanpa senjata eksternal. Dengan afterburner, menurut Lockheed Martin, kecepatannya "lebih dari Mach 2,0" (2.120 km/jam).

Avionik

F-22 menggunakan radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan, menggunakan apertur aktif, dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun. AN/APG-77 mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan, membuat pesawat lawan mengalami gangguan.

Informasi pada radar ini diproses oleh dua prosesor Raytheon, yang masing-masing dapat melakukan 10,5 miliar operasi per detik, dan memiliki memori 300 megabyte. Perangkat lunak pada F-22 terdiri dari 1,7 juta baris koding, yang sebagian besar memproses data yang ditangkap radar. Radar ini memiliki jarak jangkau sekitar 125-150 mil, dan direncanakan untuk dimutakhirkan dengan jarak maksimum sekitar 250 mil.

Persenjataan

F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Peluncuran rudal ini didahului oleh membukanya katup persenjataan lalu rudal didorong kebawah oleh sistem hidrolik. Pesawat ini juga bisa membawa bom, misalnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya. Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sekitar lima detik. Meskipun begitu, F-22 dapat menggunakan meriam ini ketika bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan ketika rudal sudah habis.

Kemampuan siluman

Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detil lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi.

F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".
Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah karena tidak tahan cuaca buruk. Dan tidak seperti pesawat pengebom siluman B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa. Selain itu, F-22 juga memiliki sistem yang bernama "Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan perawatan.

0 komentar: